Corona dan Titik Kritisnya
Nampaknya sedikit serius
jika kita berbicara tentang virus yang menyerang seluruh penjuru dunia di bulan
kedua tahun 2020. Yah, virus corona ini sangat viral melebihi viralnya berita
selebriti Indonesia. Karena sudah tidak menjadi rahasia umum jika lonjakan
kasus yang terkena virus tersebut setiap harinya semakin tinggi. Tapi kali ini
saya tidak akan membahas kenapa virus tersebut dapat dengan cepat masuk di
Indonesia dan tersebar begitu saja. Karena menurut saya, tersebar enggaknya
virus tersebut bukan karena virusnya yang nakal, tapi karena kita
sebagai manusia yang tidak mau berhenti sejenak
untuk mencegah tersebarnya virus tersebut dengan cepat.
Kita semua tau bahwa pada
satu atau bulan pertama virus masuk di Indonesia sangat membawa dampak yang
besar pada produksi alat atau bahan-bahan yang dipakai untuk melindungi diri
dan imun kita agar tidak mudah terkena wabah virus tersebut. Seperti contoh
pada produksi masker. Emangsih masker itu wajib banget kita pake karena salah
satu jalur penyebaran virus melalui saluran pernafasan manusia. Jadi sangat wajar jika masker menjadi kebutuhan utama manusia di masa seperti ini. Selain itu kita
tau bahwa produksi masal juga dilakukan pada antiseptik pembunuh virus berupa
handsanitizer. Tidak sedikit perusahaan, perorangan, bahkan oknum-oknum diluar
sana melambung tinggikan harga produk tersebut. Yah selain emang
lagi booming dan dibutuhkan banyak orang, kesempatan tersebut bisa juga dipakai
untuk ambil keuntungan 2-3 kali lipat ehe. Layaknya perang,
handsanitizer bisa menjadi tameng untuk menghadapi musuh yang siap menyerang.
Sebagai manusia yang sedikit banyak akan membutuhkan produk antiseptik tersebut, menarik jika kita berbicara
mengenai boleh tidaknya memakai handsanitizer menurut hukum islam, hmm..
Kalo penasaran kenapa sih
handsanitizer bisa banget buat pencegah penularan virus secara signifikan, sehingga masa penyebaran covid-19 ini sangat perlu memakai produk tersebut. Yuk coba
kita kenalan dulu apa dan bagaimana handsanitizer itu.
Handsanitizer merupakan
salah satu cairan penyanitasi berbahan dasar alkohol yang biasa digunakan
sebagai alternatif membersihkan tangan selain air dan sabun. Handsanitizer
dianggap simpel jika digunakan saat bepergian, tidak perlu mencari air dan
sabun jika kondisi tangan kita kotor, yakan ?
Apalagi tangan merupakan
bagian tubuh yang paling aktif digunakan untuk berinteraksi atau menyantuh
benda-benda di sekitar kita dan dapat menjadi media penyebaran kuman, bakteri
dan juga virus yang berbahaya. Seperti kita ketahui, sebagian besar
handsanitizer mengandung 60-95% alkohol.
Kita tau kalo alkohol
emang paling efektif untuk melawan mikroorganisme tersebut, dan alkohol sudah
dikenal sebagai antiseptik di Eropa sejak tahun 1363-an. Waw berati
sejak dulu manusia sudah pakai alkohol dikehidupan sehari-harinya ya ? hm
bisa jadi sih.
Lantas, kita sebagai
manusia yang menggunakan bahan tersebut apakah sudah mengetahui titik kritis
halal-haram pada alkohol sebagai bahan baku handsanitizer? Yuk kita bahas pada
tulisan ini !
Dalam ajaran hukum islam
persoalan halal-haram jelas menjadi hal yang sangat penting dan dianggap
sebagai inti keber-agama-an, karena kita sebagai muslim sangat dianjurkan untuk
memastikan dahulu apa yang akan kita konsumsi dan kita gunakan. Mengkonsumi dan
menggunakan bahan-bahan yang sudah jelas ke-halalannya juga dapat menjamin
bahwa bahan tersebut bersih dan baik untuk tubuh kita.
Well, menurut halal MUI titik
kritis dari handsanitizer dapat terletak pada bahan bakunya berupa alkohol,
pewangi dan gel yang digunakan.
Oke yang pertama. Berdasarkan
Fatwa MUI No. 4/2003 tentang pedoman produk halal alkohol dan turunanya,
alkohol yang boleh digunakan hanya yang berasal dari minyak bumi dan gula
(petroleum dan bio-ethanol), bukan dari industri khamr. Alkohol dari
petroleum diperoleh dari hidrasi etilena dengan katalis asam fosfat, biasanya
dijual dengan harga yang murah. Sedangkan alkohol dari proses biologis dapat
diperoleh melalui fermentasi dengan katalis ragi, dan biasanya dijual dengan
harga yang lebih mahal.
Yang kedua, untuk pewangi
yang digunakan biasanya mengandung esensial yang dapat berasal dari lemak
tumbuhan maupun hewan. Dan yang diperbolehkan jelas pewangi yang berasal
dari minyak esensial tumbuhan yang tidak haram, tapi jika pewangi berasal
dari minyak hewan yang diharamkan maka jelas menjadi najis dan haram.
Yang terakhir adalah gel
yang ditambahkan pada pembuatan handsanitizer sebagai moisturizer. Gel
mempermudah handsanitizer diaplikasikan di tangan dan juga melembapkan dan
mencegah iritasi kulit akibat pemakaian alkohol. Namun gel yang boleh digunakan
hanya yang berasal dari tumbuhan seperti lidah buaya. Sangat tidak
disarankan untuk memakai gel dari gelatin hewan haram atau yang tidak
diperbolehkan oleh islam.
So, bagi kalian yang
selalu sedia handsanitizer disetiap sudut rumah atau tempat kerja, yuk cari
handsanitizer yang aman dan tentunya bersertifikat halal. Karena sebagai umat
muslim halal dan thayyib itu penting dan harus diutamakan !
Okay sampai disini dulu.
See you to the next topic !
Stay safe, stay healthy,
karena kita tidak akan pernah tau dimana virus corona akan berteduh hihi
Sangat mudah d fahami..
BalasHapusKereennnn 😍😍😍
BalasHapus