Menjadi Muda yang Berdaya
Terimakasih telah membawaku menuju ruang yang tidak ku
sangka sebelumnya :)
Mengikuti dunia ke-Relawanan itu asik loh !
Seolah-olah kita diajarkan untuk menanam tanpa mencari
benih. Tinggal tunggu berbuah kemudian kita nikmati rasa manis dari yang sudah
kita tanam.
Flashback boleh lahya,
Tahun 2017 menurutku adalah tahun sakral. Lulus menjadi
sarjana dan entah selanjutnya bagaimana. Meskipun gambaran cita-cita sudah
penuh di halaman buku harian, tapi tetap saja.. seperti masih kurang untuk
meyakinkan bahwa saat itu aku harus berusaha memenuhinya.
Ternyata target melanjutkan belajar sampai jenjang S-2
sudah tercatat sejak Tahun 2015. Karena aku harus memulai harapan masa depan
yang sudah ku tulis, aku coba lah mencari tahu tentang Beasiswa S2 Dalam
Negeri. Bidikan pertama langsung Beasiswa LPDP. Secara, itu adalah bintang
kejora di atas bayang-bayang kepala ku sejak semester 4. Oke mulai saat itu aku
langsung kepo dengan segala persyaratannya..
Ternyata tidak cuma mental yang harus di persiapkan guys
haha tapi seambrek tumpukan berkas yang wajib dimiliki oleh pendaftar beasiswa.
Tidak putus asa, aku mencari jalan keluar. Salah satu berkas yang paaaaling
lama aku dapatkan ialah score TOEFL. Aku terpaksa harus tes sampai empat kali
loooh, demi target score buat jalur reguler LPDP :') kurang greget piye le huhu
Nah, di sela-sela aku belajar TOEFL aku mencoba mengikuti
beberapa kegiatan ke-Relawanan. Salah satunya ialah Daya Muda. Emang dasarnya
sih dari semester dua perkuliahan sudah aktif di berbagai organisasi intra
maupun ekstra kampus. Jadi emang tipe orang yang gak bisa diem !
Awalnya aku tertarik dengan Komunitas Daya Muda karena
fokus pengabdiannya di bidang pendidikan anak usia sekolah dasar. Komunitas
tersebut melibatkan daya atau tenaga dari para pemuda. Jadi hatiku langsung
tertarik gitu looooh guys, paham kaan :)
Yasudaah ku telateni ikut beberapa acara
yang diselenggarakan oleh komunitas tersebut. Kegiatannya berupa menyumbangkan
donasi, pengabdian dengan cara membantu membekali adik-adik sekolah dasar
dengan keterampilan belajar, motivasi agar dapat menumbuhkan rasa percaya diri,
serta studi pendidikan di wilayah terpencil di Jawa Timur. Beberapa wilayah
yang sudah pernah dikunjungi oleh Komunitas Daya Muda adalah SDN Ngadirenggo
Blitar, SDN Jipurapah 2 dan SDN Pojok Klitih Jombang, SDN Ranupani Lumajang,
dan kegiatan selanjutnya akan berada di SDN yang berlokasi di kaki Gunung Kawi
Malang. Supeeeeerrr ga sabar !
Selain itu, aku juga mendaftar menjadi Aktivis Muda yang
diadakan oleh Yayasan Rumah Peneleh. Aktivis Muda Peneleh mampu memberiku wadah
dalam bersatu melakukan pergerakan yang bermanfaat bagi indonesia. Pada bulan
Februari dan Mei 2018 beberapa aktivis muda melaksanakan kegiatan Peneleh
Youth Volunteer Camp (PYVC) 1 dan 2 di desa Taji Kab. Malang. Kegiatan
PYVC ini memiliki tiga konsep yakni pemberdayaan, study, dan wisata yang
melibatkan beberapa mahasiswa dan pemuda guna membantu menemukan dan
mengeksplor potensi alam, wisata, budaya untuk membantu menciptakan peluang
ekonomi yang ada di desa tersebut. Aku dan rekan-rekan lainnya mengunjungi
beberapa tempat yang memiliki potensi wisata di desa Taji. Selanjutnya kami
berdiskusi, mendesain dan mempublikasikan potensi wisata tersebut seperti coban
yang masih belum terjamah wisatawan, kualitas kopi asli dari petani kopi desa
Taji, petik apel dan tari topeng yang masih menjadi ciri khas kota Malang. Seeeeru
pokoknya !
Nah, dari beberapa kegiatan sosial tersebut, aku
bisa belajar buat survive, aware dengan
kondisi sekitar, dan lebih paham kalau berbagi kebermanfaatan itu penting dan
ternyata sangat menyenangkan.
Yang paling penting nih, kegiatan sosial berupa
ke-Relawanan juga mempermudah jalanku pada saat mendaftar Beasiswa LPDP. Pada
tahap awal, saat pendaftaran online aku harus unggah semua sertifikat dan
pengalaman yang pernah ku dapatkan. Alhamdulillah dengan mengikuti berbagai
kegiatan baik dikampus maupun luar kampus memudahkan aku untuk mengisi data
diri dan juga menceritakan kisahku didalam essay sebagai syarat
administrasi.
Eits tidak berhenti disitu, pada saat aku dinyatakan lolos
seleksi Beasiswa LPDP tahap satu dan dua, aku harus melanjutkan ke tahap tiga
yakni wawancara. Salah satu kriteria yang diinginkan LPDP adalah mereka yang
peduli dengan Indonesia. Mereka yang sudah, sedang, dan akan berkontribusi
untuk Indonesia. Termasuk beberapa pertanyaan yang terkait dengan
pengabdian, aku dengan mudah menjawab kontribusi dan kegiatan-kegiatan yang
sudah kulakukan yakni mengikuti beberapa kegiatan ke-Relawanan pada Daya
Muda dan juga Aktivis Peneleh. Bisa dibilang jadi poin plus pada seleksi
Beasiswa LPDP sih ya :)
Ada rasa syukur dan lega ketika aku bisa berbagi daya,
fikiran, tenaga, waktu, dan yang lainnya.. Untuk kemudahanku pada saat
menceritakan kontribusi ataupun bentuk pengabdian di tahapan seleksi beasiswa,
menurutku itu sebagian kado dan hikmah kecil dari Allah. Alhamdulillaaaah, sangat
indah..
Jadi, untuk kalian yang sekarang aktif di berbagai kegiatan
kampus atau luar kampus, jangan berhenti sebelum memang sudah masa domisioner
hahaha apalagi yang sudah menjadi relawan/volunteer di berbagai kegiatan
sosial, lanjutkan saja dengan riang gembira. InsyaAllah banyak hikmah yang bisa
kalian dapatkan. Aku yakin, disaat kita ikhlas membantu sesama, pasti kelak
kita pun juga dipermudah dan dibantu oleh Allah dalam melancarkan segala
harapan dan cita-cita yang kita perjuangkan.
The last sweet qwt:
"Memang tidak ada teori yang menyebutkan dan menjamin
masa depan pemuda aktivis pasti akan mapan, tapi sebagai seorang intelek
aktivis adalah pilihan, adalah pemikir, pelopor, penggerak, pembawa perubahan
dan turun langsung menikmati kenyataan yang sebenarnya demi indonesia yang
lebih baik"
Kegiatan Daya Muda di Lumajang |
Peneleh Youth Volunteer Camp I |
Peneleh Youth Volunteer Camp II |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar