Bersama Membangun Cita di SDN Ranupani
Generasi masa depan, bukankah aset bangsa yang paling berharga?
Kembali, kami menengok sisi ruang lingkup yang berbeda. Pojok desa di timur jawa, tepatnya di Desa Ranupani Kec. Senduro Kab. Lumajang. Komunitas Daya Muda bergotong royong mengunjungi salah satu SDN yang berada di ujung gunung dan masih jauh dari kecukupan fasilitas untuk proses mereka belajar.Kedatangan kami disambut dengan sangat baik oleh pihak sekolah khususnya Pak Imam Chodri selaku kepala sekolah SDN Ranupani. Begitu juga dengan masyarakat sekitar. Mereka antusias membantu kelancaran acara kami. Tempat tinggal dan juga kebiasaan jamuan bagi tamu yang mereka berikan benar-benar istimewa. Hal unik yang ada di desa tersebut adalah letak kursi tamu yang justru berada di belakang bagian rumah, mereka menyebutnya pawonan. Karena suhu yang terlalu dingin membuat setiap tamu langsung diarahkan ke tungku api yang berada di dapur rumah.
Kegiatan kami berlangsung selama dua hari. Hari pertama (23/11) kami mulai dengan perkenalan dan dilanjutkan dengan beberapa permainan dan perlombaan. Kami bermain boneka jari, tebak gambar, puzzle Daya Muda, dan juga origami. Semangat dan rasa ingin tau dari mereka sangat besar. Sampai menjelang sore pun masih ramai di lingkungan sekolah. Malam harinya kami isi dengan kegiatan upacara api unggun dengan pembacaan dasa darma pramuka dan juga trisatya oleh adik-adik kelas 4-6. Upacara berlangsung dengan tertib dan khidmat. Hari pertama kami akhiri dengan evaluasi dan juga briefing untuk kegiatan pada esok harinya.
Outbound di Ranupani |
Menjelang sore hari, kegiatan pengabdian kami tutup dengan diskusi ringan, kebetulan pada saat itu Desa Ranupani juga kedatangan relawan dari Gerakan Diri. Komunitas yang juga melakukan pengabdian namun orientasinya untuk pendekatan kepada warga masyarakat dan memberikan edukasi mengenai pentingnya pendidikan bagi putra-putri warga setempat. Kami saling berdiskusi dan bertukar pengalaman mengenai komunitas masing-masing. Alhamdulillah sambung seduluran :)
Setelah acara kami berakhir, seketika itu juga banyak teguran yang datang pada jiwa kami. Ketika dihadapkan dengan mereka, adik-adik yang tidak setiap saat bisa memperoleh fasilitas yang layak. Mereka masih membutuhkan saluran semangat untuk menggapai cita-citanya. Seolah kami terpanggil untuk membersamai mereka dalam menyusun harapan dengan cakrawala yang lebih luas. Semangat mereka sangat besar untuk memiliki latar belakang pendidikan yang tinggi. Namun lagi-lagi mereka dihadapkan dengan kondisi dimana fasilitas sekolah yang masih kurang dan juga sumber daya pengajar yang berasal dari luar kota dan harus menempuh perjalanan jauh jika akan mengajar, belum lagi dengan kondisi cuaca yang sangat dingin mencapai 7°C setiap pagi hari.
Selain itu, orang tua mereka pun dirasa masih kurang dalam motivasi tentang pentingnya belajar bagi putra-putrinya. Sebagian besar dari putra-putri mereka harus menikah setelah lulus sekolah pada jenjang SMP dan kembali membantu bercocok tanam di lahan mereka masing-masing. Sehingga tidak heran jika semangat mereka untuk melanjutkan jenjang belajar pun juga menurun.
Melihat kondisi seperti itu, generasi muda memang sudah seharusnya merasa terpanggil. Menjadi hal yang sangat serius jika pemuda masih enggan untuk andil dalam membantu mempersiapkan generasi masa depan yang akan menjadi aset utama negeri ini. Terlebih tentang masa depan pendidikan mereka yang harus selalu dirangkul agar dapat melahirkan bibit emas untuk Indonesia.
Pemuda yang mempunyai bekal daya berupa bakat, fikir, waktu, semangat, niat, dan lainnya punya peran penting dalam pendidikan anak usia sekolah dasar di berbagai wilayah terpencil di Indonesia. Membekali mereka dengan keterampilan belajar, memberikan motivasi agar dapat menumbuhkan rasa percaya diri yang lebih baik, dan yang paling utama mengajak mereka agar dapat merasakan asiknya belajar layaknya teman sebaya mereka yang lebih beruntung dalam proses belajarnya..
ps Aristoteles :
Akar dari pendidikan itu pahit, tapi akan berbuah manis.
Pendidikan itu diusahakan, tidak dengan kenyamanan atau kemudahan. Namun dengan perjuangan yang penuh keringat dan banyak sakitnya. Akan tetapi ketika berbuah, maka banyak kenikmatan generasi muda yang manis akhlaq, laku, dan juga ilmunya.
-Muda Berdaya bersama Daya Muda-
Relawan Daya Muda |
Seluruh Bapak/Ibu guru SDN Ranupani
Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS)
Relawan Daya Muda
Relawan Gerakan Diri
Masyarakat Desa Ranupani, Mas Daim, Ibu Minik, Mas Edi, Mas Roni, Mbak Kartini, Mas Andika, Mas Wagiman. Tanpa kalian kami semua pasti kaku beku dimalam hari :')
Luar biasa kak, menurut saya berkarya dan berbagi pengalaman seperti ini yg akan membuka pikiran kita semua.
BalasHapusTerima kasih, sukses terus untuk komunitas daya muda
Thankyou kak ismail
BalasHapus