Persiapan Keberangkatan LPDP Angkatan 144
"Kita bertemu untuk dipisahkan, dan kembali membawa kemenangan"
Juli 2019,Kegiatan yang tidak asing bagi kami, penerima beasiswa LPDP untuk melakukan Persiapan Keberangkatan (PK). Katanya, ini kegiatan paling menyedihkan. Karena kita dipertemukan untuk dipisahkan. Begitu kata mas muklis, MC kondang PK sepanjang abad. Kalo dilihat dari pesan tersirat yang selalu disampaikan oleh perwakilan angkatan kepada kami, PK ini bertujuan agar kita bisa bermain bersama dengan antar awardee, saling sayang dengan tim LPDP, dan juga saling ambil pengalaman dan ilmu dari tokoh-tokoh kelas atas yang hadir pada acara PK kali ini.
Rasa cinta itu tumbuh dengan cepat diantara kami. Kegiatan PK berlangsung dari tanggal 22-29 Juli 2019. Persis dua hari sebelum PK kami bertemu di gedung PBNU Jakarta untuk melakukan segala persiapan menjelang hari yang katanya super kaku dan terjadwal ketat. Istimewanya, aku merasakan kehangatan pada perjumpaan pertama, duh dekk !. Kalian begitu akrab secara cepat. Aku merasakan hal yang beda saat kita bisa berkumpul dan memutuskan untuk melakukannya bersama dengan sepenuh rasa. Dua hari di gedung PBNU kami manfaatkan untuk latihan, mempersiapkan dekorasi ruangan, dan mempersiapkan penampilan by you for you yang memang dimandatkan kepada kami, peserta PK.
Tepat pada hari Senin, 22 juli 2019 pukul 07.30 WIB kami mulai menyebrang jalanan Jakarta yang lebarnya bisa buat parkir enem kapal pesiar haha. Karena kebetulan lokasi PK kami berada di Hotel Acacia, sebrang jalan dari gedung PBNU Jakarta Pusat. Lumayan ngirit, karena mobilisasi menuju lokasi hanya butuh tukang penyebrang jalan, yang kebetulan pun dari teman-teman kita, ehe.
Hari pertama, lumayan berkeringat dingin, grogi mungkin yah. Karena dari aku pribadi, ini adalah awal aku melangkah di salah satu mimpi terbesar dalam 22 tahun ini. Pagi ini dan sampai selanjutnya, harus kutata niat bersih agar bisa ikhlas dan bahagia dalam menjalani. Karena menjadi penerima beasiswa LPDP Afirmasi Santri 2019 dimulai pada hari ini, kataku pada saat itu. Kami mulai memasuki hotel dengan pakaian rapi dan disambut langsung dengan peraturan-peraturan yang harus kami taati dalam menjalankan kegiatan PK kali ini. 'Berkumpulnya per kelompok yah, nanti ketua nya akan kasih tau beberapa hal penting", kata mas Gilang selaku ketua angkatan kami.
Setelah beberapa keperluan kelompok kecil dibagikan kepada kami, kami mulai memasuki ruangan megah berlampu kristal modern dengan pencahayaan yang mewah. Tidak hanya itu, banyak tim LPDP yang sudah sangat ramah menyambut kedatangan kami. Namun tidak berlangsung lama, lampu-lampu tersebut padam seiring dengan semakin kerasnya suara musik yang mengharuskan kita untuk ikut bernyanyi dan melompat lincah. Deg ! pas tau mikrofon uda ada di depan wajah karena petugas LPDP mengajakku untuk maju kedepan ikut bernyanyi. Aku masih ingat, salah satu lagu yang membuat semua bersorak adalah 'Ku Petik Bintang' yang dibawakan oleh Sheila on 7. Parah, suasananya sangat pecah ! Rasa bahagia dan syukur yang sangat dalam bisa aku lihat dari wajah keluarga baruku, keluarga PK-144. Setelah itu, kami langsung mendengarkan sambutan istimewa dari PIC PK, Bapak Rafi. PIC dan tim LPDP merupakan satu bagian kecil dalam kepengurusan PK LPDP yang setia melakukan pendampingan dan koreksi terhadap persiapan acara kami. Beliau memaparkan susunan acara dan peraturan selama kegiatan PK berlangsung. Salah satu kewajiban peserta yang paling aku suka adalah harus mengnonaktifkan ponsel selama kegiatan berlangsung. Hal tersebut mengharuskan kami untuk fokus selama acara.
Singkatnya, dalam lima hari kegiatan PK selalu dimulai pada pukul 05.10 WIB dan berakhir pada pukul 22.00 WIB. Belum lagi mengerjakan daily report yang harus selesai sebelum pukul 03.00 WIB keesokan harinya, yang membuat kami lembur sampai menjelang pagi. Selain itu, ada juga hal baru bagi kami untuk melakukan absensi tiap sesi. Tiap peserta wajib menempelkan stiker smiley pada kolom yang disediakan dan tidak boleh diwakilkan. Ketika lagu Classcall bunyi, itu bertanda kami semua harus bersiap untuk memasuki ruangan. Agenda sangat padat. Waktu break hanya untuk sholat dan menyantap snack yang telah tersedia di depan ruangan. Tidak ada waktu untuk leyeh-leyeh di kamar, apalagi tidur siang hihi. Bahkan izin ke toilet aja pake kartu, biar izinnya ga grombolan sih.. antisipasi rumpi di kamar mandi hehe . Terkecuali untuk ibu hamil dan menyusui ada waktu khusus untuk mereka pergi ke kamar mandi.
Sepanjang PK berlangsung, ada banyak pemateri yang didatangkan oleh tim LPDP untuk kami. Diluar ekspektasi ! Pemateri-pematerinya high class semua. Syukur yang sangat dalam kami panjatkan karena kami bisa bertemu, berdiskusi dan mendapatkan ilmu secara langsung dari orang-orang hebat yang mempunyai semangat dalam memberikan kontribusi sangat besar bagi kemajuan segala bidang di Indonesia. Di hari ke empat yang ga kalah seru, kami berangkat ke Bandung. Kece banget ! kami dihadirkan beberapa perahu angin ehe Yay, today is rafting time. Kemudian dilanjutkan mengunjungi salah satu pesantren yang mengaamalkan "tarekat sayuriyah" hehe. Pesantren Al-Ittifaq namanya. Terletak di Ciwidey Bandung yang diasuh oleh KH. Fuad Affandi. Pesantren tersebut memiliki keunggulan dibidang agribisnis. Beberapa hasil kebun pribadinya dapat dipasarkan kedalam supermarket besar di kota Bandung. Banyak dawuhan yang di berikan oleh mang aji, panggilan akrabnya, kepada kami semua. Ringkasan pesan yang disampaikan kepada kami tentunya agar kami dapat mempersiapkan masa depan yang tegas dan percaya diri. Karena santri harus bisa menempatkan diri dimanapun dan kapanpun, dawuh beliau. Terimakasih mang, semoga selalu diberi umur dan rizki yang barokah Amin.
Tak terasa, tanggal 29 Juli sangat cepat menghampiri. Kayaknya baru kemarin perkanalan di gedung PBNU, sekarang uda hari terakhir PK aja. Tepatnya hari Jumat, seperti biasa acara dimulai pada pukul 05.10 WIB. Materi hari pertama masih berjalan seperti biasa. Menjelang pukul 14.00 WIB suasana semakin layu, namun tetap dengan semangat yang sama. Satu dua prosesi penutupan kami lakukan. Diawali dengan pembacaan kategori peserta ter bla bla bla, kemudian pembacaan doa khotmil Quran, dan pemotongan tumpeng oleh PIC dan tim LPDP. Tidak lupa ditutup dengan sambutan dari ketua angkatan PK-144 Mas gilang dan juga PIC PK LPDP Bapak Rafi. Sisa waktu terakhir digunakan untuk saling meminta maaf dan berpelukan menumpahkan kesedihan. Masih sangat ingat betul, bagaimana wajah mereka pertama kali bisa mengambil keseluruhan hatiku untuk ku bagi dengan rata. Sekarang, udah mau pisah aja buat berangkat ke kampus tujuan masing-masing. Rek, aku rindu hari itu !
Tidak akan bisa singkat jika aku harus mengisahkan kehebatan kalian, kasih sayang kalian, dan pelukan-pelukan kalian. Berjalanlah sejauh mungkin, karena di kilo meter berapapun wajah dan lambaian tangan kalian masih aku dapatkan.
Teruslah berjuang demi Indonesia yang kaya dengan warna
Demi Indonesia yang kaya dengan laut
Demi Indonesia yang kaya dengan sawah
Demi Indonesia yang kaya dengan hutan
Demi Indonesia yang kaya dengan budaya
Demi Indonesia yang kaya dengan cinta
Dan demi Indonesia yang menjadi tempat aku, kamu, kalian kembali.
Mbak, Mas, keluarga PK ku semua.. titip doa untuk aku yang hanya bisa jadi embun dikala hujan sudah turun. Salam metamorfosa dariku, adik kandung dari lain ibu dan ayah tapi tetap satu darah.
Cantrikabhinaya Nagarajaya ! Indonesia, Aku pasti mengabdi.
Sultan Baabullah |
OASE |
PK-144 Bersama Bpk Rionald Silaban |
PK-144 Bersama Habiburrahman El Shirazy dan Gus Prie GS |
Kunjungan ke Pondok Pesantren Al-Ittifaq |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar